New York, Sebagian orang memperlakukan binatang peliharaan seperti anggota keluarganya sendiri. Namun jangan sembarangan mengajaknya tidur seranjang, sebab binatang peliharaan itu bisa menularkan berbagai penyakit
berbahaya termasuk meningitis.
Pusat pengendalian penyakit Amerika Serikat, Centers for Disease Control (CDC) baru-baru ini merilis hasil penelitian yang mengejutkan tentang binatang peliharaan. Kontak fisik dengan kucing dan anjing ternyata sangat berisiko menularkan penyakit zoonosis (ditularkan oleh hewan).
Salah satu penyakit mematikan yang mudah menular lewat kontak langsung dengan binatang peliharaan adalah meningitis atau radang selaput otak. Penyakit ini memiliki risiko kematian hingga 50 persen, kalaupun bisa sembuh masih ada risiko kerusakan saraf permanen seperti lumpuh, epilepsi atau gangguan mental.
Dalam penelitian yang akan dimuat dalam jurnal Emerging Infectious Diseases edisi Februari 2011, CDC mencatat beberapa kasus penularan meningitis dari binatang peliharaan. Kasus-kasus itu umumnya terjadi melalui kontak cairan tubuh terutama air liur.
Salah satunya menimpa seorang wanita 44 tahun di Arizona yang baru-baru ini terjangkit meningitis. Berdasarkan pengakuannya, penularan bakteri meningococus penyebab meningitis terjadi karena ia gemar mencium kucing peliharaannya di bagian mulut atau hidung.
Sementara itu, seorang bayi di wilayah lain yang tidak disebutkan lebih detail juga tertular meningitis dari kucing peliharaan. Kucing tersebut memainkan dan menggigit dot yang kemudian digunakan oleh si bayi untuk minum susu.
Kasus lain menimpa seorang pria yang tidak disebutkan asal maupun identitasnya. Pria ini tertular meningitis gara-gara sering mengajak anjingnya tidur seranjang, hingga suatu ketika si anjing menjilati luka bekas operasi pinggulnya.
Terkait kebiasaan tidur bersama hewan peliharaan, Prof Bruno Chomel sang peneliti yang berasal dari University of California memberikan imbauan khusus. Menurutnya, kebiasaan ini tidak hanya berisiko menularkan meningitis tetapi juga pes (plague).
Pes adalah penyakit mematikan yang bisa ditularkan oleh anjing dan kucing melalui kutu yang menghinggapinya. Kutu-kutu yang terinfeksi bakteri penyebab
pes yakni Yersinia pesti ini bisa menularkannya pada manusia yang bersentuhan dengannya.
"Penularan penyakit dari binatang peliharaan ke majikan sangat jarang, tetapi sangat mungkin terjadi. Penelitian ini tidak untuk menakut-nakuti, tetapi menyadarkan bahwa tidur dengan hewan peliharaan selalu ada risikonya," ungkap Prof Chomel seperti dikutip dari CNN, Senin (24/1/2011).
Di sisi lain, sejumlah pakar lain mengatakan bahwa keberadaan binatang peliharaan di dalam keluarga punya manfaat tersendiri bagi kesehatan. Sebuah penelitian mengungkap, anak-anak yang hidup berdampingan dengan kucing, anjing atau peliharaan lainnya punya daya tahan tubuh yang relatif lebih baik.
Selain itu, bermain dengan binatang peliharaan disebut-sebut bisa meningkatkan kadar oksitosin atau hormon penangkal stres. Akibatnya jika seseorang sering bermain dengan hewan peliharaan, maka risikonya untuk mengalami depresi menjadi lebih rendah.
berbahaya termasuk meningitis.
Pusat pengendalian penyakit Amerika Serikat, Centers for Disease Control (CDC) baru-baru ini merilis hasil penelitian yang mengejutkan tentang binatang peliharaan. Kontak fisik dengan kucing dan anjing ternyata sangat berisiko menularkan penyakit zoonosis (ditularkan oleh hewan).
Salah satu penyakit mematikan yang mudah menular lewat kontak langsung dengan binatang peliharaan adalah meningitis atau radang selaput otak. Penyakit ini memiliki risiko kematian hingga 50 persen, kalaupun bisa sembuh masih ada risiko kerusakan saraf permanen seperti lumpuh, epilepsi atau gangguan mental.
Dalam penelitian yang akan dimuat dalam jurnal Emerging Infectious Diseases edisi Februari 2011, CDC mencatat beberapa kasus penularan meningitis dari binatang peliharaan. Kasus-kasus itu umumnya terjadi melalui kontak cairan tubuh terutama air liur.
Salah satunya menimpa seorang wanita 44 tahun di Arizona yang baru-baru ini terjangkit meningitis. Berdasarkan pengakuannya, penularan bakteri meningococus penyebab meningitis terjadi karena ia gemar mencium kucing peliharaannya di bagian mulut atau hidung.
Sementara itu, seorang bayi di wilayah lain yang tidak disebutkan lebih detail juga tertular meningitis dari kucing peliharaan. Kucing tersebut memainkan dan menggigit dot yang kemudian digunakan oleh si bayi untuk minum susu.
Kasus lain menimpa seorang pria yang tidak disebutkan asal maupun identitasnya. Pria ini tertular meningitis gara-gara sering mengajak anjingnya tidur seranjang, hingga suatu ketika si anjing menjilati luka bekas operasi pinggulnya.
Terkait kebiasaan tidur bersama hewan peliharaan, Prof Bruno Chomel sang peneliti yang berasal dari University of California memberikan imbauan khusus. Menurutnya, kebiasaan ini tidak hanya berisiko menularkan meningitis tetapi juga pes (plague).
Pes adalah penyakit mematikan yang bisa ditularkan oleh anjing dan kucing melalui kutu yang menghinggapinya. Kutu-kutu yang terinfeksi bakteri penyebab
pes yakni Yersinia pesti ini bisa menularkannya pada manusia yang bersentuhan dengannya.
"Penularan penyakit dari binatang peliharaan ke majikan sangat jarang, tetapi sangat mungkin terjadi. Penelitian ini tidak untuk menakut-nakuti, tetapi menyadarkan bahwa tidur dengan hewan peliharaan selalu ada risikonya," ungkap Prof Chomel seperti dikutip dari CNN, Senin (24/1/2011).
Di sisi lain, sejumlah pakar lain mengatakan bahwa keberadaan binatang peliharaan di dalam keluarga punya manfaat tersendiri bagi kesehatan. Sebuah penelitian mengungkap, anak-anak yang hidup berdampingan dengan kucing, anjing atau peliharaan lainnya punya daya tahan tubuh yang relatif lebih baik.
Selain itu, bermain dengan binatang peliharaan disebut-sebut bisa meningkatkan kadar oksitosin atau hormon penangkal stres. Akibatnya jika seseorang sering bermain dengan hewan peliharaan, maka risikonya untuk mengalami depresi menjadi lebih rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar